Archive | Oktober 2011

laporan referaktometer abbe

LAPORAN AKHIR FISIKA EKSPERIMEN 1 B
MODUL-8
REFRAKTOMETER ABBE

Nama : Nur Anwar
NPM : 140310100090
Nama Partner : Brain Aulia B.
NPM Partner : 140310100016
Hari / Tanggal : Kamis / 29 September 2011
Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Assisten : RIYAN SAPUTRA H.

LABORATORIUM FISIKA MENENGAH
JURUSAN FISA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011

LEMBAR PENGESAHAN
MODUL-8
REFRAKTOMETER ABBE

Nama : Nur Anwar
NPM : 140310100090
Nama Partner : BRAIN AULIA B.
NPM Partner : 140310100016
Hari / Tanggal : Kamis / 29 September 2011
Waktu : 10.00 – 12.00 WIB
Assisten : RIYAN SAPUTRA H.

Total Penilaian
LP SP LA

Jatinangor,3 September 201
ABSTRAK

Refractometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Prinsip kerja dari refractometer sesuai dengan namanya adalah dengan memanfaatkan refraksi cahaya. Seperti terlihat pada Gambar di bawah ini sebuah sedotan yang dicelupkan ke dalam gelas yang berisi air akan terlihat terbengkok. Pada Gambar kedua sebuah sedotan dicelupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi lauran gula. Terlihat sedotan terbengkok lebih tajam. Fenomena ini terjadi karena adanya refraksi cahaya. Semakin tinggi konsentrasi bahan terlarut (Rapat Jenis Larutan), maka sedotan akan semakin terlihat bengkok secara proporsional. Besarnya sudut pembengkokan ini disebut Refractive Index (nD). Refractometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada permulaan abad 20.

I.PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam percobaan ini kita akan membahas mengenai refraktometer ABBE,dimana alat tersebut digunakan untuk mengukur indek bias suatu zat cair yang mempunyai nilai indek bias antara 1,3 dan 1,7 dimana prinsip alat kerja ini didasarkan pada sifat sudut kritis.Indek bias suatu benda sangat diperlukan pada percobaan ini karena dapat dipakai pada peristiwa pemantulan dan pembiasan.Indek bias tidak hanya dimiliki oleh kaca tetapi juga pada suatu cairan .Indek bias juga dipengaruhi oleh temperatur.Pengukuran indek bias suatu zat cair berguna bagi penilaian sift dan kemurnian zat cair,konsentrasi larutan serta kadar persentasi zat yang diekstraksikan kedalamnya.Oleh karena itu,lewat percobaan ini kita dapat mengetahui indek bias cairan pada refraktometer yang meliputi pemantulan cahaya dimana menerangkan bahwa cahaya merambat lurus.

I.2 Identifikasi Masalah
Percobaan ini menggunakan sebuah alat yaitu refraktometer ABBE yang dapat mengetahui indek bias zat cair.Kita juga akan membahas bagaimana cara kerja refraktometer ABBE dimana cara kerjanya didasarkan pada sifat sudut kritis.Kemudian kita akan mengidentifikasi mengenai pengaruh suhu terhadap indek bias tersebut.

I.3 Tujuan Percobaan
1.Mempelajari prinsip kerja alat refraktometer ABBE
2.Mengukur indek bias suatu zat cair
3.Mengetahui pengaruh suhu teradap indek bias
4.Menentukan dispersi nf – nc

II.Teori Dasar
Refraktometer ABBE adalah alat ukur indek bias suatu zat cair yang mempunyai indek bias antara 1,3 dan 1,7.Prinsip kerja alat ini didasarkan pada sifat sudut kritis.Sudut kritis adalah sudut datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat yang menghasilkan sudut bias mendekati 900,sedangkan sudut bias adalah kemampuan cahaya merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun zat tersebut.Indek bias dapat diukur dengan sebuah refraktometer.Pengukuran indek bias atau refraksi indeks suatu zat cair adalah penting bagi penilaian sifat dan kemurnian cairan,kensentrasi larutan dan perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair / kadar yang diekstraksikan dalam pelarutnya.Ciri khas refraktometer yaitu dapat dipakai untuk mengukur secara tepat dan sederhana karena hanya memerlukan zat yang sedikit yaitu kl 0,1 ml dan keteitiannya sangat tinggi.
Refraktometer berasal dari kata refraksi yang berarti pembiasan dan meter yang berarti pengukur. Jadi, refraktometer merupakan alat untuk mengukur indeks bias suatu medium. Pengukuran indeks bias penting untuk :
– Menilai sifat dan kemurnian suatu medium salah satunya berupa cairan.
– Mengetahui konsentrasi larutan-larutan.
– Mengetahui nilai perbandingan komponen dalam campuran dua zat cair.
– Mengetahui kadar zat yang diekstrasikan dalam pelarut.
Indeks bias menurut pengertian fisis adalah kemampuan cahaya merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun zat tersebut. Sedangkan berdasarkan persamaan matematis, indeks bias adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya ketika melalui suatu zat.
Apabila seberkas cahaya jatuh pada permukaan air, sebagian dipantulkan (reflaksi) oleh permukaan, sebagian lagi dibiaskan (refraksi) masuk kedalam air.
Apabila seberkas cahaya jatuh pada permukaan air, sebagian dipantulkan (reflaksi) oleh permukaan, sebagian lagi dibiaskan (refraksi) masuk kedalam air.
Berdasarkan eksperimen, diperoleh hukum-hukum mengenai refleksi dan refraksi sebagai berikut :
1. Sinar yang direfleksikan dan yang direfraksikan terletak pada satu bidang yang dibentuk oleh sinar datang dan normal bidang batas dititik datang.
2. Untuk refleksi: 1’ = 1
3. Untuk refraksi : = n21
dengan n21 adalah konstanta yang disebut indeks refraksi (indeks bias) dari medium 2 terhadap medium 1.
Teori ABBE untuk Formasi Image
Ernest ABBE menunjukkan bahwa gambar yang terbentuk di dalam sebuah mikroskop cahaya dari sumber titik ( paling bawah dari gambar) :

Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan rambat cahaya. Pembiasan merupakan pembelokan cahaya akibat merambat melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Untuk pembiasan diperlukan syarat-syarat, misalnya:
• Cahaya yang datang melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.
• Cahaya yang datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas.
Dalam pembiasan berlaku Hukum Snellius:
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada bidang datar,
2. Hasil bagi antara sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias.

• Indeks bias
Berdasarkan arti fisisnya, indeks bias adalah kemampuan cahaya merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul penyusun dari zat tersebut. Sedangkan berdasarkan persamaan matematis, indeks bias adalah perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) terhadap cepat rambat cahaya di medium tersebut (v). Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut

Sedangkan indeks bias relatif adalah perbandingan laju cahaya dalam satu medium terhadap laju cahaya dalam medium selanjutnya. Apabila dilihat dari Hukum Snellius dan gambar diatas, kita dapat menentukan indeks bias suatu bahan yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

• Prinsip kerja Refraktometer ABBE

Refraktometer ABBE

Refraktometer merupakan alat untuk menentukkan indeks bias suatu medium. Sedangkan Refraktometer ABBE merupakan alat pengukur indeks bias suatu zat cair yang mempunyai indeks bias antara 1,3 dan 1,7.
Prinsip kerja alat ini berdasarkan sudut kritis, dimana sudut kritis diantara dua medium adalah sudut datang sinar dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat yang menghasilkan sudut bias sama dengan 90.

Dari gambar skema refraktometer ABBE tersebut dapat kita ketahui bagian dari refraktometer tersebut. Refraktometer ABBE ini terdiri dari sebuah teleskop, dua prisma pembias P dan P’ dimana zat cair yang akan diukur indeks biasnya diletakkan antara kedua prisma ini, dua prisma amici K1 dan K2, dan cermin datar sebagai pemantul. System prisma K1 dan K2 terdiri dari masing-masing dari tiga prisma yang ditempelkan. System ini dinamakan kompensator yang berfungsi untuk menjadikan sinar polikromatik menjadi sinar monokromatik sebagai sumber cahaya.
Cahaya kuning yang datang dari lampu natrium akan dipantulkan oleh cermin datar kemudian akan menuju prisma pembias pertama. Sinar pantul dari prisma pembias pertama tersebut akan menjadi sinar datang yang baru bagi prisma pembias kedua yang kemudian akan dipantulkan kembali ke prisma amici pertama dan kedua. Selanjutnya sinar yang keluar dari prisma amici kedua akan diterima oleh teleskop, sehingga kita dapat menentukkan harga indeks bias zat cair tersebut.
Dalam percobaan ini kita akan melihat garis batas antar gelap dan terang. Dengan mengubah-ngubah kompensator sehingga garis batas dan gelap terlihat jelas dan tidak terdapat warna lagi, dengan garis batas gelap dan terang yang sangat jelas ini kita dapat menentukkan indeks bias dari zat cair yang ingin kita ketahui dengan melihat skala yang terdapat pada refraktometer.

Mengukur indeks bias
Apabila suatu bahan dengan indeks bias n ditempatkan pada gelas prisma yang indeks biasnya ng dan sudut biasnya A, dengan sudut prisma A sebesar 62. Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat gambar di bawah ini:

Dari Hukum Snellius: nu sin  = ng sin  dimana nu = n udara = 1
sin  = ng sin 
Dengan menggunakan perhitungan geometri:
A +  =180 A = r + 
 + r +  = 180  = A – r
 adalah sudut kritis, dimana n < ng sehingga  = 90
n sin 90 = ng sin 
n = ng sin 
n = ng sin (A – r)
n = ng sin A cos r – ng cos A sin r  cos r = (1 – sin2r)1/2
n = ng sin A (1- Sin 2 r)1/2 – cos A sin i ng sin r = sin i
n = Sin A

Penentuan Dispersi nf – nc
Dengan mencatat pembacaan skala d dan kompensator, dapat digunakan untuk menentukan dispersi suatu zat yaitu selisih indeks bias garis korona dan garis flinta dari hidrogen. Selain dengan grafik, dapat pula ditentukan dengan rumus empiris :

(Air) nf – nc = 4.10-7d3 – 4.10-5 d2 + 9.10-5 d + 0,0465
(Minyak) nf – nc = 4.10-7d3 – 3.10-5 d2 + 8.10-5 d + 0,0435

Koreksi
A. Temperatur prisma dalam refraktormeter tidak sama, maka perlu adanya koreksi untuk harga-harga nd dengan persamaan :
nd kor = nd + R x 10-5 ,
dengan :
R = 29,5 A (T1- 20) + 0,094 [ (0,04525 / A ) – n ] [ ( T2-20) d ]
Dimana :
nd kor = indeks bias hasil koreksi
nd = indeks bias yang dikoreksi
R x 10-5 = nilai koreksi
A = Konstanta yang terdapat pada persamaan penentuan dispersi T1 = temperatur prisma ABBE
T2 = temperatur prisma kompensator

BAB III
PROSEDUR & ALAT-ALAT PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan Percobaan
1. Refraktometer ABBE beserta grafik nf-nc
Refraktometer ABBE berfungsi sebagai alat untuk mengukur indeks bias suatu zat cair.
Grafik nf-nc berfungsi sebagai acuan untuk menentukan nilai nf-nc setelah diketahui harga drumer (d) dan indeks biasnya (nd).
2. Lampu natrium beserta power supply 110 V.
Berfungsi sebagai sumber cahaya dan sumber tegangan untuk menyalakan lampu.
3. Bejana air beserta pompa, pemanas dan pipa-pipa penghubung
Berfungsi sebagai alat yang digunakan sebagai sarana percobaan.
4. Termometer
Berfungsi sebagai alat untuk mengukur suhu.
5. Minyak dan air
Berfungsi sebagai zat cair yang akan diukur indeks biasnya.

3.2 Prosedur Percobaan
Persiapan
1. Menyalakan lampu natrium dengan menggunakan sumber tegangan 110V, menunggu selama 5 menit.
2. Memasang termometer pada refraktometer.
3. Menghubungkan pipa-pipa pada Refraktometer ABBE (seperti pada gambar dibawah). Pipa dari pompa dihubungkan pada lubang masukan pada Refraktometer ABBE. Lubang 3 dan 4 dihubungkan dengan pipa ke bejana. Memasang termometer pada Refraktometer ABBE.

Pengambilan Data
a. Menentukan indeks bias minyak pada suhu kamar
1. Membuka prisma dengan hati-hati, kemudian meneteskan satu tetes minyak diatas prisma. Menutup dan menguncikan hingga teguh.
2. Mengatur cermin pemantul cahaya agar garis silang terlihat dengan jelas.
3. Mengatur tombol kompensator sehingga tampak batas terang dan gelap terletak pada perpotongan garis silang.
4. Mengatur tombol alhidad sehingga batas bayangan terang dan gelap terletak pada perpotongan garis silang.
5. Mencatat skala yang terlihat pada kaca benggala yang menunjukkan harga indeks bias minyak (nd) dan skala yang terlihat pada kompensator yang menunjukkan harga drumer (d).
6. Mencatat suhu ruangan dan suhu refraktometer.
7. Menentukan nilai nf – nc dengan bantuan grafik.

b. Menentukan indeks bias air suling pada berbagai suhu
1. Mengeringkan minyak pada prisma dengan tisu halus, hati-hati jangan terlalu keras. Meneteskan satu tetes air suling pada prisma tersebut.
2. Menutup kembali prisma tersebut.
3. Menyalakan heater dan pompa.
4. Pada suhu 25C melakukan percobaan 2 s/d 5 pada prosedur a. Mengamati suhu input dan outputnya.
5. Melakukan percobaan 4 untuk variasi suhu antara 25oC s.d. 60oC.
6. Menentukan nilai nf – nc pada masing-masing variasi suhu

IV.DATA DAN ANALISA

IV.1 Tabel Data Pengamatan
a. Indeks Bias Minyak
No. Nd d nf – nc Trefrak (°C) Truangan(°C)
1 1.5 50 0.0110 38 27
2 1.51 46 0.0118 38 27
3 1.51 53 0.0090 38 27
4 1.51 54 0.0088 38 27
5 1.51 53 0.0097 38 27
6 1.51 46 0.0112 38 27
7 1.5 46 0.0112 36 27
8 1.5 46 0.0113 36 27
9 1.5 46 0.0113 36 27
10 1.51 44 0.0141 35.5 44

b.indek bias air suling

No. Nd d nf-nc Tair (°C) Truangan(°C)
1. 1,331 65 0,0046 35 27
2. 1,331 53 0,0066 35 27
3. 1,330 55 0,0060 35 27
4. 1,331 46 0,0110 35 27
5. 1,330 66 0,0052 35 27
6. 1,331 57 0,0055 40 27
7. 1,330 55 0,0054 40 27
8. 1,330 41 0,0055 40 27
9. 1,330 54 0,0056 40 27
10. 1,329 51 0,0065 40 27
11. 1,329 49 0,0066 45 27
12. 1,329 58 0,0054 45 27
13. 1,328 54 0,0060 45 27
14. 1,328 50 0,0070 45 27
15. 1,329 51 0,0064 45 27
16. 1,328 60 0,0052 50 27
17. 1,328 59 0,0053 50 27
18. 1,328 68 0,0047 50 27
19 1,329 56 0,0054 50 27
20. 1,327 65 0,0047 50 27

Harga-harga A,B,C,D
Koefisien Air Minyak
A 0,000000431 0,000000385
B -0,000038789 -0,00003448
C 0,000087686 0,000083965
D 0,046535811 0,043503590

1. Menghitung nilai terbaik indeks bias minyak pada suhu kamar.

2. Menghitung besarnya indeks bias koreksi dan menghitung besarnya kesalahan relatif.

Contoh : Untuk data ke-1, nd = 1,5 , d = 27 , D = 0,043503590

Dengan cara yang sama, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :
Percobaan minyak
No. nd D R nd kor
1. 1,5 50 -29,92 1,4997008
2. 1,51 46 -27,58 1,5097241
3. 1,51 53 -33,15 1,5096685
4. 1,51 54 -33,94 1,5096605
5. 1,51 53 -33,15 1,5096685
6. 1,51 46 -27,58 1,5097241
7. 1,51 46 -23,52 1,5097648
8. 1,5 46 -22,83 1,4997717
9. 1,5 46 -22,83 1,4997717
10. 1,51 44 -21,13 1,5097886
rat 1,507 1,5067243

3. Menghitung nilai nf–nc berdasarkan teori dan membandingkan dengan hasil percobaan.

Ket : A = 0,000000385
B = -0,000034480
C = 0,000083965
D = 0,043503590
Contoh : Untuk data ke-1, nd = 1,510 , d = 27

Dengan cara yang sama, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :
No. nd D nf – nc perc nf – nc teori
1. 1,5 50 0.0110 0,0078
2. 1,51 46 0.0118 0,0104
3. 1,51 53 0.0090 0,0063
4. 1,51 54 0.0088 0,0060
5. 1,51 53 0.0097 0,0063
6. 1,51 46 0.0112 0,0104
7. 1,51 46 0.0112 0,0104
8. 1,5 46 0.0113 0,0104
9. 1,5 46 0.0113 0,0104
10. 1,51 44 0.0141 0,0120
Setelah mendapatkan nf-nc teori, dapat kita lihat bahwa perbandingannya dengan nf-nc percobaan tidak begitu jauh. Hal ini berarti pembacaan skala drumer d dari kompensator cukup baik, serta refraktometer ABBE yang dipakai masih cukup ideal.

4. Membuat grafik indeks bias air terhadap suhu dan membuat persamaan grafiknya.

Persamaan grafiknya : Y = at X + bt
Y = nd (indeks bias) dan X = t (suhu)

No. X Y XY X2
1. 35 1,332 46,62 1225
2. 40 1,332 53,28 1600
3. 45 1,331 59,89 2025
4. 50 1,3305 66,52 2500

5. Menghitung besarnya nd koreksi dan menghitung besarnya kesalahan relatif untuk nd air suling pada setiap variasi suhu.

Contoh : Untuk data ke-1, T1 = 25oC T2 = 25,5oC nd = 1,332 d = 55
dan D = 0,043503590
Dengan cara yang sama, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut :
No. t (oC) trefrak (oC) nd D R nd kor
1. 35 38 1,331 65 -18,85009 1,3308115
2. 35 38 1,331 53 -11,56846 1,3308843
3. 35 38 1,330 55 -12,689 1,3298731
4. 35 38 1,331 46 -7,320838 1,3309268
5. 35 38 1,330 66 -19,34522 1,3298065
6. 40 38 1,331 57 -7,131638 1,3309287
7. 40 38 1,330 55 -5,824972 1,3299418
8. 40 38 1,330 41 2,6465806 1,3300265
9. 40 38 1,330 54 -5,219861 1,3299478
10. 40 38 1,329 51 -3,318237 1,3289668
11. 45 38 1,329 49 4,7526333 1,3290475
12. 45 38 1,329 58 -0,678137 1,3289932
13. 45 38 1,328 54 1,8269067 1,3280183
14. 45 38 1,328 50 4,2338144 1,3280423
15. 45 38 1,329 57 -0,074718 1,3289993
16. 50 38 1,328 60 5,0805772 1,3280508
17. 50 38 1,328 59 5,6823042 1,3280568
18. 50 38 1,328 68 0,2667618 1,3280027
19. 50 38 1,329 56 7,3927329 1,3290739
20. 50 38 1,327 65 2,1819226 1,3270218

6. Menghitung nilai nf–nc untuk setiap variasi suhu dan membandingkan dengan hasil percobaan.

Ket : A = 0,000000431
B = -0,000038789
C = 0,000087686
D = 0,046535811
Karena harga drumer (d) dari suhu 35oC sampai 50oC sama, yaitu antara 41 – 68, maka didapatkan hasil harga nf – nc teori untuk setiap variasi suhu adalah sebagai berikut :

Setelah mendapatkan nf – nc teori, dapat kita lihat bahwa perbandingannya dengan nf – nc percobaan tidak begitu jauh. Karena rata-rata dari nf – nc percobaannya sendiri adalah 0,005930. Sehingga dapat dihitung selisihnya hanya 0,000436.

Analisa
Dari hasil percobaan diperoleh harga indeks bias minyak sebesar 1.51dan harga indeks bias air suling sebesar 1.33 dapat kita tarik kesimpulan bahwa harga indeks bias minyak lebih besar daripada indeks bias air suling.
Suhu pada minyak dan air sangat mempengaruhi indeks bias kedua medium tersebut. Namun dari hasil perhitungan hubungan kenaikan suhu pada medium prisma berbanding terbalik dengan kenaikan indeks bias minyak dan air suling. penaikan suhu pada air berpengaruh pada prisma, susunan pada air semakin renggang dan menyebabkan kerapatan antar molekul semakin berkurang, sehingga indeks bias air suling dan minyak menjadi kecil berbanding rerbalik dengan kenaikan suhu.
Adapun nilai kesalahan relatif pada prosedur A, atau pengukuran indeks bias pada minyak, dihasilkan nilai kesalahan relatif yang kecil. Maksudnya adalah hasil percobaan telah mendekati kebenaran ( sesuai dengan nilai perhitungan ). Sedangkan nilai kesalahan relatif pada prosedur B, atau pengukuran indeks bias pada air suling, dihasilkan nilai kesalahan relatif yang lebih besar dibandingkan pada minyak. Hal ini mungkin disebabkan ketelitian.
a. Termometer digital bersentuhan dengan besi penyangga sehingga harga suhu air di bejana tidak tepat.
b. Dalam membaca skala penentuan nf – nc kurang tepat karena skala ini kecil maka dibutuhkan ketelitian dalam membacannya.
c. Selang pembacaan drummer yang sama yaitu dari 41 sampai 68, batas bayangan antara terang dan gelap tidak jauh berbeda.

TUGAS PENDAHULUAN

1. Bagaimana cara kerja refraktometer ABBE ?

Refraktometer ABBE adalah pengukur indeks bias suatu zat cair yang mempunyai indeks bias antara 1,3 sampai 1,7. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada sifat sudut kritis. Alat refraktometer ABBE ini terdiri dari sebuah teleskop, dua buah prisma P dan P’, dua buah prisma amici K1 dan K2 dan cermin sebagai alat pemantul. Objek (cairan) yang akan diukur indeks biasnya diletakkan diantara prisma pembias P dan P’, yang jarak antara dua prisma tersebut sekitar 0,1 mm.
Sistem prisma amici K1 dan K2, masing-masingnya terdiri dari 3 prisma yang ditempelkan. Tiga prisma ini terdiri dari satu gelas flint dan dua gelas crown. Sistem prisma K1 dan K2 ini disebut kompensator yang berfungsi sebagai pengubah dari sinar polokromatik sebagai sumber cahaya, menjadi sinar monokromatik. Pengukuran ini didasari oleh prinsip sudut kritis, yaitu apabila sinar monokromatik berpindah dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat, sehingga terjadi pembiasan menjauhi garis normal.
Jalannya sinar pada alat ini adalah sebagai berikut : pertama-tama, sumber sinar (polikromatik) datang dan akan dipantulkan oleh cermin menuju ke prisma pembias P’, sinar pantul dari prisma P’ ini sebagai sinar datang baru yang menuju prisma pembias P, lalu dipantulkan lagi ke prisma amici K2 dan diteruskan ke prisma amici K1.
Sinar yang keluar dari prisma amici K1 ini akan berupa sinar monokromatik dan dapat kita lihat spektrum cahayanya, yang berupa garis terang dan gelap pada lubang teleskop di bagian atas. Sehingga, kita dapat menentukan indeks bias cairan (nd) dan harga drumer (d) dengan membaca skala yang terlihat dari lubang teleskop tersebut.
2. Buktikan semua persamaan pada teori dasar!

nu sin i = ng sin r . . . nu = 1
sin i = ng sin r
sin α = ng sin 
A +  = 180o A = r + 
 + r +  = 180o  = A – r
n < ng maka, α = 90o
n sin 90o = ng sin 
n = ng sin 
n = ng sin (A-r)
n = ng sin A cos r – ng cos A sin r
n = ng sin A (1 – sin2r)1/2 – cos A sin i

P = α E , bila N partikel P = N P = N α E
Karena terjadi polarisasi, maka terjadi displacement partikel-partikel dalam bahan (D).
D =  E = o E + P
= o E + N α E
 = o + N α

Refraksi molekuler (rm) didefinisikan refraksi dari gelombang elektromagnetik pada 1 mol molekul tersebut, sehingga jumlah partikelnya sama dengan bilangan avogadro (No) = 6,02 X 1023.

maka

BAB V
KESIMPULAN

Setelah dilakukan kegiatan praktikum maka praktikan dapat menentukan indek bias minyak dan air suling,yang berkisar antara 1,51 untuk minyak dan 1,3 untuk air suling.
Setelah itu praktikan juga dapat mengetahui hubungan antara suhu dan indek bias yaitu ketika suhu meningkat maka kepadatan benda berkurang sehingga kecepatan cahaya yang melewtinya makin bertambah.
Praktikan juga dapat memahami sifat-sifat cahaya seperti dapat dipantulkan,dibiaskan,dipolarisasi dan sebagainya.
Praktikan juga dapat memahami prinsip kerja alat refraktometer ABBE sebagai alat untuk menetukan indek bias suatu zat cair.

DAFTAR PUSTAKA

• Susilawati,Tuti,Hj,Dra,MS.Petunjuk Praktikum Fisika Eksperimen I.Unpad.Bandung.2011
• Zemansky,Sears.FISIKA untuk Universitas 3.Binacipta.Jakarta.1987
http://putrakalimas.blogspot.com/2011/01/refraktometer-abb.html
http://www.scribd.com/doc/47782862/Refraktometer-Abbe